Minggu, 24 April 2011

MAKALAH MINYAK BUMI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Minyak bumi merupakan hasil proses alam, dari zat oraganik yang tertimbun selama ribuan tahun. Minyak bumi merupakan penghasil utama bahan bakar dan bahan-bahan petrokimia.  Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur.
Kebutuhan minyak bumi yang semakin besar merupakan tantangan yang perlu diantisipasi dengan pencarian alternatif sumber energi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengkonversi bahan baku minyak bumi menjadi minyak bumi. Berbagai produk olahan minyak bumi sebagai bahan bakar, di antaranya adalah bahan bakar diesel yang banyak digunakan  pada peralatan transportasi, pertanian, mesin-mesin di pabrik, dan juga generator listrik. Peningkatan jumlah konsumsi minyak bumi menyebabkan menipisnya jumlah minyak bumi. Penggunaan BBM yang cenderung meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan industri, sementara cadangan minyak yang semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui, sangat potensial menimbulkan krisis energi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut  dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM)  perlu diadakan diversifikasi energi dengan cara mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui (renewable). Salah satunya adalah energi alternatif yang berasal dari minyak tanaman / tumbuhan. Biodiesel merupakan salah satu solusi dari berbagai masalah tersebut. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti minyak diesel yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel mudah digunakan, bersifat biodegradable, tidak beracun, dan bebas dari sulfur dan senyawa aromatik. Selain itu, biodiesel mempunyai nilai flash point  (titik nyala) yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan digunakan.
Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk-produk dari minyak bumi, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui produk-produk yang dihasilkan dari minyak bumi. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai produk-produk yang dihasilkan dari minyak bumi dan kegunaannya.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa saja produk yang dihasilkan dari minyak bumi ?
1.2.2        Bagaimanakah persediaan bahan bakar minyak bumi saat ini ?
1.3  Tujuan Makalah
1.3.1        Untuk mengetahui produk apa saja yang dihasilkan dari minyak bumi
1.3.2        Untuk mengetahui bagaimana persediaan bahan bakar minyak bumi saat ini.
1.4  Manfaat Penelitian
Untuk memberikan sumbangan data dan informasi kepada pihak yang berkepentingan mengenai produk-produk yang dihasilkan dari minyak bumi serta kegunaan yang diperoleh dari produk-produk tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Produk-Produk Yang Dihasilkan Dari Minyak Bumi
Indoneisa merupakan salah satu negara yang dianugrahi banyak sumber sumber tambang minyak bumi. Produk produk bahan bakar yang dihasilkan dari minyak bumi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia Adapun produk-produk yang dihasilkan dari minyak bumi adalah sebagai berikut:
a.          Gas (hidrokarbon ringan), Gas hidrokarbon ringan merupakan senyawa paraffin dengan titik didih normal <30oC pada tekanan 1 atmosfer berwujud gas, seperti metana (CH4), etana (C2H6), propane (C3H8), dan n-butana (C4H10). Propane dan butane biasanya dicairkan untuk dijual sebagai LPG (Liquefied Petroleum Gases) bahan bakar rumah tangga.
b.         Bensol  , bensol merupakan campuran industri dengan hidrokarbon Industry yang diperoleh dari gas batu bara atau. Bensol sering digakan sebagai  bahan bakar kapal terbang atau pesawat terbang. Bensol atau sering disebut avgas (aviation gas) banyak dipakai buat bahan bakar mobil. Khususnya oleh pehobi ngebut yangmemakai mesin modifikasi. Namun memakainya harus siap dengan resiko yang muncul. Bahkan jika diperlakukan sembarangan, ledakan dan kobaran api yang timbul akan sulit
c.          Minyak Diesel, minyak diesel atau juga disebut solar merupakan destilat minyak bumi dengan titik didih antara 2500C-3500C. Minyak diesel adalah salah satu jenis bahan bakar minyak, di Indonesia bahan bakar minyak diesel lebih dikenal sebagai minyak solar. Minyak diesel adalah bahan bakar untuk mesin diesel. Minyak diesel memiliki rentang titik didih antara 175-340oC. Sedangkan untuk mesin diesel kereta api rentang titik didihnya antara 180-370 oC. Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
d.         Minyak Bakar, minyak bakar adalah bahan bakar yang dipakai untuk kapal laut dan untuk keperluan operasional industry. Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar  untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar  tidak jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO
e.          Kerosin (minyak tanah), kerosen diperoleh sebagai destilat minyak bumi dengan titik didih 1800C-2500C. Kerosin adalah bahan bakar cair untuk kebutuhan rumah tangga. Kerosin juga digunakan sebagai pelarut, bahan bakar rumah tangga, dan bahan bakar mesin kapal terbang, yaitu avtur (aviation turbin kerosene)

f.          Bensin , bensin merupakan fraksi minyak bumi hasil destilasi dengan titik didih antara 700C-1400C. Bensin merupakan campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon. Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
- Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
- Pertamax Plus (RON 95) :  Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI),Turbochargers dan catalytic converters.
g.     Avgas (Avitation Gasoline). Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution),  mesin piston dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis  Avgas  yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.
h.     Pertamina Dex. Pertamina Dex merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
i.      Avtur (Avitation Turbin). Bahan Bakar  Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik  kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah.
j.      Produk-produk lainnya. Produk-produk lain dari proses pengolahan minyak bumi, masih sangat bermanfaat seperti minyak pelumas, waxes (lilin), greases (gemuk), aspal dan kokas.
2.2     Persediaan Bahan Bakar Minyak Bumi Saat Ini.

Ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin hari semakin terbatas. Sebagaimana  gambaran, diperkirakan cadangan minyak bumi di Laut Utara akan habis pada th. 2010.  Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi juga  diperkirakan akan mengimpor bahan bakar minyak pada 10 tahun mendatang. Karena  produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan pasar yang meningkat dengan  cepat akibat pertumbuhan penduduk dan industri. Banyak upaya yang telah dilakukan  untuk menghadapi krisis energi ini, diantaranya adalah dengan memanfaatkan sumber  energi dari Matahari, batu bara, dan nuklir, serta mengembangkan bahan bakar dari sumber  daya alam yang dapat diperbaharui (renewable).
Brasil telah menggunakan campuran bensin dengan alkohol yang disintesis dari tebu untuk  bahan bakar kendaraan bermotor. Beberapa jenis minyak tumbuhan seperti minyak kelapa,  minyak kedelai, dan minyak sawit juga telah diteliti untuk digunakan langsung sebagai  bahan bakar kendaraan bermotor, seperti halnya nenek moyang kita dahulu menggunakan  minyak tumbuhan lokal sebagai bahan bakar alat penerangan.
Lebih lanjut, beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat telah mengembangkan dan  menggunakan bahan bakar dari minyak tumbuhan yang telah dikonversi menjadi bentuk  metil ester asam lemak, yang disebut dengan biodiesel. Negara-negara Eropa umumnya  menggunakan biodiesel yang terbuat dari minyak rapeseed, sedangkan Amerika Serikat  menggunakan biodiesel yang berbahan baku minyak kedelai. Sebagai negara penghasil  minyak sawit terbesar dunia, Malaysia dan Indonesia juga telah mengembangkan produk  biodiesel dari minya sawit (palm biodiesel) meskipun belum dilakukan secara komersial.
Pada saat ini bahan bakar minyak (BBM) yang ada di pasaran disintesa dari produk petrokimia yang menggunakan bahan baku berasal dari minyak bumi.  Ketersediaan minyak bumi sangat terbatas dan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harganya akan semakin meningkat. Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi diperkirakan juga akan mengimpor bahan bakar minyak pada 20 tahun mendatang, karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan pasar yang meningkat cepat akibat pertumbuhan penduduk dan industri.
Indonesia adalah negara yang kaya akan energi, baik energi yang terbarukan maupun yang tidak dapat diperbaharui. Namun ironisnya Indonesia malah kekurangan energi, minyak tanah, solar dan premium menjadi barang langka sedangkan harga listrik kian melangit. Untuk itu mulai sekarang hendaknya kita mula serius melakukan tindakan untuk menghemat penggunaan produk produk dari minyak bumi.
Salah satu sektor pengguna yang konsumsi BBM-nya masih potensial ditekan adalah sektor automotif, khususnya kendaraan roda dua dan roda empat. Banyak tidaknya pemakaian BBM oleh satu kendaraan terutama ditentukan oleh besar volume (cc) mesin. Semakin besar cc-nya, semakin banyak kebutuhan BBM per satuan jarak tempuh. Contoh, sepeda motor 100 cc hanya mengonsumsi BBM 1:35 (satu liter BBM untuk jarak tempuh rata-rata 40 kilometer). Bandingkan dengan mobil yang 1000 cc yang memiliki rasio 1:12 dan mobil 2000 cc dengan rasio 1:7. Tetapi, untuk setiap jenis kendaraan yang ukuran cc mesinnya sudah tertentu, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi boros tidaknya kendaraan mengonsumsi BBM, seperti yang dijelaskan berikut ini. Semakin berat kendaraannya, semakin boros kendaraan itu mengonsumsi BBM. Pemilik mobil memiliki kebiasaan membawa barang-barang ke mana saja mobil berjalan walaupun barang tersebut tidak diperlukan. Bagi pemain golf, menyimpan stik golf dan kelengkapannya di bagasi mobil adalah hal yang biasa agar sewaktu ada ajakan main, perlengkapan sudah tersedia. Berat satu set stik golf dapat mencapai 1-15 kilogram. Untuk mobil yang relatif tua, yang sudah mulai banyak rewelnya, di bagasi mobil biasanya ada oli cadangan, air aki, air radiator, tali derek, bahkan ada yang menyimpan dua ban serap di bagasi. Semua barang yang sebenarnya tidak diperlukan ini menambah beban kendaraan dan membuat mesin lebih boros. Kalau biasanya untuk jarak tempuh 50 kilometer hanya perlu 5,5 liter, dengan tambahan beban ”aneh-aneh” tadi, konsumsi BBM menjadi 5,88 liter atau lebih boros 0,38 liter untuk jarak tempuh yang sama. Bila di Jakarta ada 100.000 mobil yang perilaku pemilik mobilnya seperti di atas, maka dalam satu hari sudah terjadi pemborosan 38.235 liter. Pengemudi di Jepang hanya membawa perlengkapan mobil seperlunya. Barang bawaan juga terbatas hanya yang memang diperlukan.
Dari bincang-bincang dengan mekanik bengkel, sering pengemudi membawa mobil ke bengkel untuk keperluan lain, misalnya mencuci mobil, tetapi mekanik menemukan bahwa sistem rem kendaraan ada gangguan. Si pengemudi tidak menyadarinya sampai sang mekanik memberitahunya. Kendaraan yang sistem remnya tidak baik ada kalanya menyebabkan putaran ban agak tertahan oleh kanvas rem. Indikasinya, pelek ban biasanya memanas jika mobil dibawa berjalan, tarikan mesin serasa tidak bertenaga, ketika mobil berjalan melambat menuju berhenti maka mobil akan cepat mencapai posisi stop. Jika keadaan seperti ini terjadi, pemakaian BBM menjadi lebih boros. Karenanya, apabila pengemudi mobil merasakan kelainan sistem pengereman, jangan tunda memeriksakannya ke bengkel.
Keadaan lalu lintas yang padat di kota-kota besar memaksa pengemudi untuk sering memacu kendaraan dari keadaan berhenti dan setelah bergerak sedikit tiba-tiba harus menekan pedal rem. Perilaku seperti ini sering dilakukan pengemudi pada waktu lalu lintas macet. Alasannya, apabila kendaraan dari keadaan stop karena macet mulai dijalankan secara perlahan, bisa saja mobil di kiri atau di kanan tiba-tiba memotong ke depan, mengisi kekosongan tempat yang ditinggalkan mobil yang di depan sebelumnya .
Agar tidak sering di sodok pengemudi yang tidak sabaran, biasanya pengemudi di kota-kota besar langsung tancap gas bila mobil di depan bergerak. Putaran mesin persneling satu sudah langsung di angka 3.000-an. Padahal, baru 15 meter bergerak sudah berhenti lagi. Karenanya, mobil harus segera di rem. Perilaku seperti ini sering terjadi dan menyebabkan banyak BBM terbuang percuma. Seharusnya pengemudi lebih tertib, tidak saling sodok walaupun jalanan macet. Karenanya, tak ada salahnya pengemudi Indonesia juga mencoba bersikap sabar, menjalankan kendaraannya secara bertahap tanpa dipaksakan.
Mobil pribadi di kota-kota besar hampir semuanya memiliki AC. Dari pengamatan di jalanan, sebagian besar kendaraan pribadi menyalakan AC ketika sedang dikendarai. Penggunaan AC ini memengaruhi penggunaan BBM. Beberapa jenis mobil menunjukkan perbedaan pemakaian bahan bakar yang berbeda jauh antara saat pakai AC dengan saat tidak memakai AC. Misalnya, ketika tanpa AC, pemakaian BBM sebesar 1:11, yaitu 1 liter untuk 11 kilometer rata-rata. Jika pakai AC, pemakaian BBM menjadi 1:7 rata-rata. Andaikan perjalanan berangkat pagi ke kantor dan pulang malam sejauh 2 x 25 kilometer, penghematan BBM jika mobil berjalan tanpa AC adalah 2,6 liter per hari atau penghematan mencapai 30 persen.
Beberapa negara di dunia seperti Jepang saat ini mulai mencoba menerapkan kebiasaan mematikan mesin pada waktu kendaraan berhenti karena lampu lalu lintas merah. Percobaannya dimulai oleh bus angkutan umum di beberapa kota besar. Walaupun cara ini belum digandrungi di Jepang, tetapi apa yang mereka lakukan menunjukkan bahwa apa pun mereka coba untuk menekan konsumsi BBM.
Cara mematikan mesin pada waktu lampu lalu lintas masih merah mungkin belum cocok diterapkan di Indonesia. Selain karena waktu yang diperlukan untuk lampu berubah dari mulai merah ke hijau relatif singkat, cara seperti itu mensyaratkan mobil harus dalam kondisi sehat. Jangan-jangan, setelah mesin dimatikan karena lampu merah, ketika mau di-start, mesinnya ngadat karena akinya soak. Pengemudi Jepang sangat berupaya menghindarkan kemacetan. Yang dilakukan adalah menghindari berkendaraan pada jam berangkat dan pulang kantor.  Pengemudi di kota-kota besar di Indonesia dapat menerapkan semangat menghindarkan kemacetan ini. Misalnya, berangkat lebih pagi, pulang lebih larut. Bila harus berkendara pada jam sibuk, berupayalah mencari jalur alternatif guna menghindar dari kemacetan.
Sealin itu kita juga harus berupaya untuk tidak membuat acara-acara yang dapat membuat jalanan macet. Kalaupun harus membuat acara di lokasi yang lalu lintasnya ramai, penyelenggara acara jauh-jauh hari sudah memberi tahu masyarakat akan kemungkinan adanya gangguan lalu lintas, bahkan juga memberi informasi jalur-jalur alternatif.
Namun kenyataan yang ada di Indonesia beda lagi. Sering pesta perkawinan, pesta ulang tahun, dan hajatan lainnya harus menutup jalan umum yang menyebabkan lalu lintas harus dialihkan ke jalan yang lebih sempit dan lebih jauh. Atau, kalaupun ada acara perkawinan di gedung-gedung mewah, jalanan juga menjadi macet karena para tamu undangan semuanya pakai mobil pribadi. Bagaimana kalau ada yang berinisiatif menyelenggarakan resepsi pernikahan pada waktu senggang? Misalnya hari minggu antara jam 09.00 hingga jam 12.00? Waktu yang tidak lazim memang. Tetapi, pasti jalanan tidak macet, BBM juga tidak diboroskan. Peluang untuk melakukan penghematan energi masih terbuka besar di Indonesia. Kalau pejabat negara sudah mengimbau untuk menghemat pemakaian energi, tindak lanjutnya terpulang kepada masyarakat. Yang jelas, menghemat pemakaian energi akan menjamin tercapainya keharmonisan: efisiensi ekonomi, perlindungan lingkungan, dan ketersediaan energi jangka panjang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indoneisa merupakan salah satu negara yang dianugrahi banyak sumber sumber tambang minyak bumi. Produk produk bahan bakar yang dihasilkan dari minyak bumi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia. Adapun produk bahan bakar yang dihasilkan dari minyak bumi adalah (1) gas (hidrokarbon ringan) yang biasanya dicairkan untuk dijual sebagai LPG, (2) bensol yang sering digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang, minyak diesel atau sering disebut solar biasa digunakan pada mesin diesel, (3) minyak bakar, minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel, (4) kerosin (minyak tanah) kerosin sering digunakan sebagai pelarut, dan bahan bakar mesin kapal terbang yaitu avtur, (5) bensin, nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: Premium (RON 88), Pertamax (RON 92) dan Pertamax Plus (RON 95), (6) avgas, Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution),  mesin piston dengan sistem pengapian, (7) Avtur (avitatiom turbin), Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution), (8) produk-produk lainnya, Produk-produk lain dari proses pengolahan minyak bumi, masih sangat bermanfaat seperti minyak pelumas, waxes (lilin), greases (gemuk), aspal dan kokas.
Namun ditengah melimpahnya tambang-tambang minyak bumi yang ada di Indonesia, Indonesia justru terus kekurangan pasokan bahan bakar minyak bumi. Pola konsumtif masyarakat Indonesia yang cenderung boros menggunakan bahan bakar menyebabkan keberadaan minyak bumi terus mengalami kelangkaan. Salah satu sector yang dominan banyak menggunakan bahan bakar minyak adalah kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil. Seperti yang terjadi di Indonesia saat ini penggunaan mobil pribadi semakin meningkat, meningkatnya pengguna kendaraan pribadi akan memicu terjadinya kemacetan, otomatis dengan terjadinya kemaceta ini membuat penggunaan BBM semakin banyak sebab kendaraan semakin lama dihidupkan. Mengingat banyaknya manfaat yang diberikan dari minyak bumi mengharuskan kita untuk menjaga dan melestarikan keberadaan minyak bumi melalui beberapa cara seperti, menghemat penggunaan AC, berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan, menggunakan bahan bakar alternative.
3.2 Saran-Saran
Seperti yang kita ketahui bahawa sebagian besar aktivitas manusia memerlukan minyak bumi, mulai dari memasak yang menggunakan gas LPG, menggunakan kendaraan yang memerlukan bahan bakar minyak, dan masih banyak yang lainnya. Namun keberadaan minyak bumi terus saja berkurang untuk itu kita wajib menjaga dan menghemat penggunaan minyak bumi dengan cara :
1. Semakin berat suatu kendaraan maka semakin banyak pula kendaraan tersebut menghabiskan BBM , maka barang-barang yang tidak perlu sebaiknya jangan dibawa saat berkendara

1 komentar:

Unknown mengatakan...

sing misi gambar ae??
tulisan gen..